Aktual Indonesia - Kombinasi puasa dan pengaturan pola makan yang tepat diketahui dapat memberikan peluang untuk memaksimalkan harapan hidup. Tentu, pengaturan pola makan yang dijalani perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu.
"Kami mengeksplorasi hubungan antara gizi, puasa, gen, dan umur panjang," ujar ahli gerontologi dari University of Southern California, Valter Longo sebagaimana dilansir dari laman Science Alert, Selasa (10/5/2022).
Longo menyebut lansia berusia di atas 65 tahun membutuhkan pengaturan pola makan dengan komposisi protein yang sedikit lebih banyak. Asupan ini dapat membantu menambah massa tubuh yang menurun dan menjaga agar tubuh lansia tidak semakin rapuh.
Selain pengaturan pola makan yang sesuai, Longo menilai memilih jenis makanan yang tepat juga penting untuk memperpanjang harapan hidup. Untuk asupan karbohidrat misalnya, Longo menganjurkan jenis karbohidrat non rafinasi.
Longo juga merekomendasikan protein berbasis nabati dan lemak berbasis nabati secukupnya untuk memenuhi sepertiga kebutuhan energi. Hal lain yang direkomendasikan Longo adalah banyak konsumsi kacang legum, biji-bijian utuh, dan sayur.
Dia juga merekomendasikan konsumsi ikan dan tidak menganjurkan konsumsi daging merah atau daging olahan. Sedangkan daging putih dapat dikonsumsi dengan jumlah yang sedikit.
"Rendah (konsumsi) gula dan biji-bijian olahan, kacang-kacangan dan minyak zaitun yang cukup, serta sedikit cokelat dark," jelas Longo.
Hal lain yang tak kalah penting adalah mengatur kapan waktu makan. Untuk mengontrol tekanan darah dan menekan risiko resistensi insulin, Longo merekomendasi jeda makan 12 jam per hari dan melakukan puasa dengan siklus lima hari setiap tiga atau empat bulan.
Hasil studi yang dilakukan oleh Longo dan timnya ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cell.
Dia berharap temuan mengenai pengaturan pola makan untuk umur panjang ini dapat menjadi dasar yang kuat untuk rekomendasi asupan gizi dan juga bahan penelitian lebih lanjut di masa mendatang.