Presiden Jokowi meminta semua pihak mulai dari petani hingga BUMN meningkatkan produksi beras nasional.
Kebutuhan pangan yang satu ini sangat penting di tengah ancaman krisis karena situasi global yang tak lagi kondusif.
Tak hanya memproduksi beras dalam jumlah besar, Jokowi juga minta penyerapannya dilakukan dengan benar.
Menurutnya, harus ada off taker yang benar-benar serius membeli beras petani hingga mampu menjualnya ke masyarakat.
Dalam arahannya ini, dia menyindir Perum Bulog yang dinilainya tak mampu menjalankan tugas tersebut.
“Kalau sudah diambil, jangan kayak Bulog. (Mereka) ambil dari petani banyak, stop. Enggak bisa jual, sehingga kualitasnya turun dan ada yang busuk, rusak,” kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/6).
Arahan agar penyerapan beras petani harus dilakukan benar, termasuk biaya angkut dan jualnya, sudah disampaikan Jokowi ke Menteri BUMN Erick Thohir, kementerian lain, pemda, hingga swasta.
Alasannya, kata dia, uang yang dikeluarkan dari APBN untuk pangan sangat besar. Pada 2018, anggaran pemerintah untuk pangan mencapai Rp 86 triliun. Di tahun ini, naik menjadi Rp 92,3 triliun.
“Semua harus ada grand plan-nya. Rencana besarnya seperti apa? Sudah disampaikan, termasuk dengan (rencana) pelaksanaan juga harus ada,” tegas Jokowi.
Selain beras, Jokowi juga minta pangan lain yang mulai serius ditanam adalah sorgum.
Pangan yang ditanam harus disesuaikan dengan daerah seperti sorgum yang cocoknya di Nusa Tenggara Timur.