Bekasi - Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia Tahun 2023, dengan thema “Aksi Menanam Mangrove untuk masa depan hijau dalam upaya Mitigitasi dan Adaptasi Perubahan Iklim serta Selamatkan Pesisir Pantai” dengan menanam bibit mangrove yang bertempat di lahan penanaman mangrove Kampung Beting Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong. Lokasi tersebut merupakan area abrasi dan yang kerusakan nya cukup besar.
Untuk penanaman mangrove di kampung beting ini diselenggarakan oleh Koalisi KAWALI Indonesia Lestari DPW Jawa Barat dan KADIN Kab. Bekasi, bersama dengan Universitas Pelita Bangsa dan Juga SMAN1 Kota Bekasi.
Kegiatan penanaman ini sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, menjaga ekosistem pantai, serta laut dengan penanaman Mangrove di pesisir pantai guna mengurangi dampak abrasi pantai.
Selaras dengan yang disampaikan oleh bapak Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil pada saat acara penanaman mangrove di pantai bali kabupaten subang, beliau meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan menanam jutaan bibit pohon mangrove yang kini sedang digencarkan oleh Pemda Provinsi Jabar. Mengingat, ratusan hektare tanah. mangrove juga mampu menahan ombak, mencegah abrasi bahkan mampu meminimalisir kerusakan yang diakibatkan oleh bencana tsunami.
Dari aspek ekologi, mangrove mampu berfungsi sebagai filter polusi air dan udara karena mampu menyerap polutan atau asap dari udara, disamping itu mangrove juga sebagai habitat tempat hidup dan berkembang biaknya berbagai jenis ikan dan biota laut. Dari sisi ekonomi, mangrove mampu menghasilkan kayu untuk bahan bangunan.
Universitas Pelita Bangsa akan terus konsen dalam konservasi Penanaman Mangrove khusus nya wilayah Kabupaten Bekasi di wilayah Kec. Muara gembong, Kami pun mendukung Pemerintah Provinsi Jawabarat dalam gerakan penanaman mangrove.
Dari data yang kami ketahui Dari Dinas lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (Jabar), saat ini degradasi habitat mangrove di Jawa Barat telah mencapai 61 persen dan untuk terumbu karang yang rusak mencapai 44 persen.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penanaman mangrove butuh upaya ekstra. Kalau mangrove rusak atau tidak ada, maka akan berdampak besar bagi lingkungan seperti terjadinya banjir rob karena mangrove tak bisa jadi barier lagi. Oleh karena itu kita berupaya agar kondisi mangrove bisa semakin kuat. (Red)