Bali.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menggelar Operasi Tribrata Agung
2023 guna mengamankan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Archipelagic and Island State (AIS) Forum 2023 di Bali pada 10-11 Oktober 2023.
Dalam
Operasi ini, Polri membagi beberapa Satgas salah satunya Satgas Tindak.
Kasatgas Tindak Operasi Tribrata Agung 2023 Brigjen Pol Waris Agono mengatakan,
Satgas Tindak sudah melakukan persiapan pengamanan seminggu sebelum
penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023.
"Kami
sudah melakukan persiapan pengamanan ini dari jauh hari, bahkan kami sudah satu
minggu lalu sudah melakukan pergeseran sarana prasarana kesini untuk melakukan
persiapan," kata Waris di Command Center 91, Nusa Dua, Bali.
Waris
menjelaskan Satgas Tindak ini nantinya akan bertugas mengantisipasi, menangani
dan menindak apabila terjadi peristiwa yang bersifat kontinjensi selama
pergelaran KTT AIS Forum 2023.
"Seperti
konflik sosial, terorisme, atau kejahatan yang menggunakan senpi, bahan
peledak, bom dan drone yang tidak terdaftar dalam forum antidrone yang sudah
disepakati," katanya.
KTT AIS
Forum 2023, kata Waris, akan diikuti oleh 51 negara dan Indonesia menjadi
tempat KTT pertama digelar. Untuk itu, berbekal pengalaman keberhasilan
pengamanan KTT G20 dan KTT ASEAN, maka pola pengamanan KTT AIS Forum 2023 akan
dilakukan hal yang sama.
"Kami
persiapan betul pengamanannya agar KTT berjalan lancar sebagaimana kita punya
pengalaman KTT G20, KTT ASEAN di Labuan Bajo dan Jakarta. Kami sudah
merencanakan pengamanan KTT AIS ini mengacu keberhasilan pengamanan KTT G20 dan
KTT ASEAN lalu," ucapnya.
Dalam
pengamanannya, Command Center 91 nantinya akan menggunakan 18 aplikasi, mulai
dari pemantauan penerbangan pesawat delegasi, kondisi cuaca hingga kondisi di
lapangan. Ada juga aplikasi face recognition yang berisi database Daftar
Pencarian Orang (DPO) atau orang yang dicurigai guna mencegah terjadinya tindak
pidana.
Adapun
personel Brimob yang dikerahkan dalam pengamanan ini sebanyak 842 personel.
Ratusan personel tersebut nantinya disebar ke lima klaster dan ditempatkan di
titik-titik yang sudah ditentukan.
"Personel
di lapangan dilengkapi peralatan yang kita siapkan ada setiap objek. Ada
kendaraan trail, ada kendaraan rantis, sampai ada tabel cara bertindak sehingga
anggota mengerti," katanya.
Personel
juga dibekali dengan aplikasi yang berguna melaporkan situasi di lapangan.
Nantinya, jika personel tersebut membutuhkan bantuan tinggal melaporkan ke
Command Center lalu dari Command Center akan menggerakkan personel lain yang
terdekat untuk membantu.
Selain
pengamanan di Bali, Polri juga melakukan pengamanan di jalur penyebrangan laut.
Wilayah sekitar seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur juga melakukan
pengamanan dengan menggelar kegiatan kepolisian rutin yang ditingkatkan.
Dalam
kesempatan ini, Waris juga menjelaskan beberapa titik yang menjadi perhatian
pengamanan yakni Bandara, jalur perjalanan para delegasi hingga venue KTT AIS
Forum 2023 berlangsung.
"Kemudian
ada juga tempat wisata manakala di sela-sela waktu ada delegasi yang melakukan
kunjungan ke tempat wisata dan tempat belanja itu kita sterilisasi dan
dilakukan pengamanan," katanya.
Waris juga
meminta para personel yang bertugas selalu ingat prinsip pelaksanaan tugas
yakni prosedural, profesional, dan proporsional. Anggota juga diingatkan agar
menghormati hak asasi manusia dan humanis, sehingga tindakan tidak boleh
berlebihan.
"Kecuali
ada ancaman yang sifatnya agresi segera. Kalau masih pasif dan aktif tidak
perlu dengan kekerasan yang berlebihan. Kita awali dengan imbauan. Tapi kalau
tidak diindahkan kita lakukan dengan penindakan tangan kosong lunak yakni kita
evakuasi," ujarnya.